header coretan ibu kiya

#2019 Please be Mine

6 komentar
Coretan ibu Kiya
Gambar : pixabay.com

If you want to make your dreams come true, the first thing you have to do is wake up.J.M. Power

Mimpi, sesuatu yang dulu amat kutakuti. Bisa dibilang, aku termasuk orang yang rendah diri. Bagiku, mimpi besar itu hanya akan mendatangkan rasa sakit. Karenanya, dari tahun ke tahun kulalui hari tanpa perubahan yang berarti.

Memberanikan diri masuk ke kelas Institut Ibu Profesional, merubah pola pikir dan kepribadian. Bermula dari pujian beberapa teman, yang mengatakan bahwa tulisanku enak dibaca dan sarat manfaat. Tepat pada bulan Maret 2018 kubulatkan tekad untuk mulai bersungguh-sungguh menjalani hobi di dunia kepenulisan.

Saat itu, harapanku cuma satu, berbagi kisah yang menginspirasi. Meski hanya lewat sosial media saja. Sambil terus menulis hal-hal sederhana, kuberanikan diri mengikuti kelas menulis. Dari yang gratis hingga yang berbayar. Selama masih terjangkau oleh kantong, dan tidak memberatkan kuikuti tanpa pikir panjang.

Allah sebaik-baik tempat berserah diri, Ia tak pernah ingkar janji. “Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan berhasil.”

Di luar dugaan, mimpi dan harapan datang lebih cepat dari bayangan. Kesempatan demi kesempatan datang, hingga lahirlah sembilan antologi dari berbagai komunitas menulis yang kuikuti. Tak hanya itu. Salah satu tulisan sederhanaku bisa lolos media cetak.

Jejak Karya
Sembilan Antologi di Tahun 2018

Bagi orang lain, yang sudah lama berkecimpung di dunia kepenulisan, tentulah ini prestasi yang biasa saja. Namun bagiku, semua yang kuperoleh di tahun 2018 sungguh di luar ekspektasi. Syukur tak terkira, atas skenario indahmu ini, Ya Rabbi. 😇

Coretan ibu Kiya
Lolos Rubrik "Ah Tenane", Solopos, Desember 2018

Lantas, apa cukup sampai di sini? Tentu saja tidak. Ini menjadi awal bagiku untuk menjadi lebih baik lagi. Jika tahun lalu kulalui tanpa persiapan, kini semua ingin kujalani dengan lebih matang.

Jika Allah masih memberi kesempatan untuk berkarya, empat hal ini yang ingin kucapai di tahun 2019.

1. Melahirkan Buku Solo

Pedoman yang selama ini kupegang. “Jangan terbuai oleh kenyamanan. Tempalah diri hingga titik limit yang dimiliki.”

Setelah melalui warna-warni kehebohan menyelesaikan berbagai proyek antologi, ingin sekali bisa menghasilkan karya solo. Namun, keinginan hanya akan berakhir menjadi mimpi selama kita tak memulai untuk melangkah. Karenanya, aku tak menyia-nyiakan kesempatan untuk bergabung di kelas Menulis Buku Solo Gratis.

Hal paling mendasar, tentu harus konsisten menulis. Meski hanya sebaris, syukur-syukur sehati bisa menghasilkan berlembar-lembar halaman. Semoga, dengan bimbingan dan keseriusan dalam menggarap, tahun ini mimpi untuk bisa memiliki buku sendiri menjadi nyata.


2. Menyelesaikan Antologi yang Tertunda

Sebuah perjalanan tentu mengalami pasang surut kehidupan. Begitu pula dalam menulis. Adakalanya mood yang tak sejalan menjadi penghalang. Alhasil, beberapa proyek antologi yang kuikuti ada yang mangkrak pada tahap revisi. Semoga di tahun ini, semua bisa terselesaikan tepat waktu, tanpa hambatan yang berarti.

Salah satu yang akan kubendung adalah soal manajemen waktu. Terlalu banyak yang ingin diselesaikan dalam waktu bersamaan, nyatanya justru membuat diri ini kelimpungan. Bukanya selesai, yang ada malah keteteran pada banyak hal.

Karenanya kuawali tahun ini dengan rencana yang lebih matang. Menjadwalkan setiap deadline menulis yang harus diselesaikan. Menentukan skala prioritas, dan yang bisa dikesampingkan. Selain memudahkan tentu akan membuat pikiran lebih terjaga dari tekanan.


3. Tembus Media Cetak dan Online

Menutup tahun dengan lolos media Solopos, menjadi lecutan tersendiri. Tahun ini, ingin tetap berkarya dan mengirimkan berbagai jenis tulisan ke media. Tentu saja, dengan mempelajari media yang akan dituju terlebih dahulu.


4. Konsisten Nge-blog

Meski masih maju mundur untuk mengganti domain. Lebih tepatnya, menanti kucuran dana terlebih dahulu sih. Hihihi … karena segala sesuatu memang butuh modal. Tidak bisa asal jalan tanpa persiapan yang matang.

Jika di tahun pertama nge-blog ini hanya mampu menulis 127 tulisan, semoga di tahun 2019 bisa melampaui pencapaian itu. Syukur-syukur bisa one day one post tanpa jeda. Meski kenyataannya butuh perjuangan, yang penting niat dan usaha harus ada.


Bismillah, semoga satu persatu resolusi di dunia kepenulisan itu mampu kulalui dan kuraih sesuai harapan. Mengusahakan yang terbaik, semampu kita, iringi dengan doa, sisanya serahkan pada Allah semata. Kalau kamu, apa yang ingin dicapai tahun ini? 😉

Nining Purwanti
Selamat datang di blog Ibu Kiya. Ibu pembelajar yang suka baca, kulineran, jalan-jalan, dan nonton drama Korea. Selamat menikmati kumpulan coretan ibu Kiya, semoga ada manfaat yang didapat ya. ��

Related Posts

6 komentar

  1. Mantap mbak Nining, semoga segera terealisasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin allohumma aamiin. Makasih Mbak Kiky sayang. Semoga demikian juga dengan mimpi Mbak Kiky. 😇😘

      Hapus
  2. Kereen mbak..semoga semangatnya nular ke aku

    BalasHapus
  3. Mba Nining hebat 😀😀 semoga kita saling menjaga semangat berkarya ya mba

    BalasHapus
  4. Setahun 9 buku antologi dan 127 postingan? Amazing!!! Semangat Mbak. Semoga saya juga bisa konsisten dan ketularan semangatmu

    BalasHapus

Posting Komentar